Selasa, 19 Januari 2016

-Masa Lalu Jahilliyahku-

Masa laluku..
Terimakasih atas pengajaran yang kau berikan untukku
Tulusmu dulu menemaniku
Setiap langkah detik yang berlalu

Dulu
Ketika ku jauh dari Al-Qur’an
Sholatpun kelupaan
Berjilbabpun pas-pasan
Hatipun tak karuan

Dulu
Aku merasa bangga tatkala aurat kutampakkan
Seolah akan menjadi trand di masa yang akan datang

Dulu
Aku merasa benar dengan sikapku
Bangga akan dosaku
Aku merasa tak ada yang salah dalam hidupku
Tapi itu dulu..

Kuhargai kau masa lalu jahilliyahku
Tanpamu mungkin aku tak tahu kesalahanku
Tanpamu mungkin aku tak tahu proses perbaikan itu
Ku sesali itu, namun tak bisa ku menafikkan diriku

Terimakasih masa laluku..
Kau memiliki peran dalam perubahanku
Yang ku jadikan pelajaran untuk masa depanku
Meski terkadang malu aku mengenangmu
Meski terkadang aku sakit mengingatmu

Oh masa laluku..
Tak sanggup aku mengingatmu..
Membuatku berderai air mata jika mengenangmu..
Memberikan duka akan tingkahku dulu

Oh masa lalu jahilliyahku..
Aku bersyukur bisa terlepas dari cengkeraman kuatmu
Yang membuatku terbelenggu pada kenikmatan semu
Tak ingin aku kembali padamu..
Yang melukiskan kisah suram dalam hidupku

Terimakasih Ya Allah, atas hidayah yang Kau berikan

Jangan renggut ini dan istiqomahkan kami..

Jumat, 20 Maret 2015

About KAMMI, 20 Mar. 15 jum’at

Tentang KAMMI yang memiliki banyak cerita
Ada cinta, aku, kamu dan mereka
Berada pada misi perjuangan Islam yang sama
Ikatan Ukhuwah yang terjalin begitu terasa dahsyat dirasa
Tentang KAMMI yang membentuk pribadi-pribadi tangguh
Yang menjaga diri, komitmen serta keberanian menentang kebathilan
Persaudaraan yang dijanjikan begitu terasa
Bukan karena kami yang berjilbab lebar lantas kami tak pernah salah
Bukan karena kami berjenggot tebal lantas kami tak pernah lupa
Disinilah kami, yang ingin memperbaiki diri dengan tetap berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah
Disinilah kami berbagi pengalaman.
Disini kami memiliki batasan sesuai syariat Islam
KAMMI bukanlah tempat orang tak berdosa, tapi KAMMI adalah wadah perjuangan untuk melahirkan kader-kader yang menjaga syariat Islam.
Jangan salahkan KAMMI jika oknumnya bermasalah, mungkin karena ruhiyahnya yang lagi sakit

Sabtu, 28 Februari 2015

Aku Menemukanmu, 18 Nop. 14

Didalam lingkaran itu, aku menemukanmu
Didalam bahasa non verbalmu kau ungkapkan sayang mu untukku
Kuikat kau dalam do’aku sehingga hati kita terpikat dalam naungan ukhuwah itu
Kau ingatkan aku, saat aku lupa sesuatu
Kau bagaikan ibuku, yang ngomel saat rumah seperti kapal pecah
Kau sahabat baruku, entah bagaimana aku akan mengungkapkan betapa hati ini bahagia saat kau bersamaku
Aku takut, hal yang sangat kutakutkan jika ikatan persahabatan ini lenyap begitu saja
Aku ingin kau tercatat dalam cerita hidupku setelah beberapa sahabat yang bersamaku lebih dulu
Terimakasih cinta, mungkin jika aku tidak berada disini aku tidak akan menemukanmu
Aku berharap, kebersamaan ini bukan hanya sebatas ini.
Aku berharap, aku bisa memberikan kebahagiaan untukmu saat kau berada didekatku
Terimakasih cinta, kedewasaanmu membuatku merasa memiliki saudara diperantauan ini
Ternyata Allah telah mencatat kau untuk ada didalam kisahku
Terimakasih atas cinta yang kau ekspresikan untukku dalam bahasa non verbalmu
Aku mencintaimu karena Allah, semoga ikatan ini utuh hingga kita dapatkan anak-anak kita bersama
Salam ukhuwah, kita sama-sama tersesat dijalan dakwah ini.
Harapan kita agar tidak balik kebelakang lagi untuk hal-hal yang menjerumuskan kita ke dalam tumpukkan dosa.
Tetaplah saling mengingatkan meski kita berada berjauhan
Karena jika hati kita terikat oleh-Nya maka jarak tiada artinya.
Terimakasih telah hadir dan membuat gelak tawa ini.

                                                                                                                                Created by

                                                                                                                                 Yunita Ars

Dikeheningan Malam Ini

Dikeheningan malam ini
Rindu yang semakin menyiksaku untuk memahami kalimah itu.
Rindu dengannya setiap inci dariku berasal dari setiap inci darinya.
Yang mempunyai seribu perasaan tulus, yang tidak tertutupi oleh debu-debu dunia.
Disela-sela keheningan malam, ku merindukanmu Ayah..
Kuhaturkan do’a untukmu disyurga sana agar kau tenang bersamaNya.

Hanya do’a yang bisa menyurutkan deburan ombak yang merajai laut kehidupan rinduku.

Selasa, 17 Desember 2013

Ibukku Pahlawanku

Ibuku Pahlawanku
Jika bahas tentang ibu sosok pahlawan tanpa tanda jasa jujur banyak sekali yang ingin kukatakan tapi aku sulit untuk memulainya, dan akhirnya ku awali dengan kisah yang tidak pernah terlupakan oleh-ku.. eng ing eng, mari terus dibaca J
Dahulu ketika aku sakit, aku terbaring lemah. Aku menyadari bahwa aku tidak bisa apa-apa dibalik keadaan ku itu. Ketika itu, malaikat rumahku menjagaku dan merawatku. Ia khawatir, aku sangat tahu kalau ia khawatir dan pada saat itu juga dia-lah yang telah menyisirkan rambutku yang pada saat itu-pun aku tidak bisa menyisir rambutku dengan sendirinya, baru kusadari bahwa sehat itu sangat mahal. Dan tahukah malaikat rumahku itu siapa, yaa benar dia adalah Ibuku. Yang setiap ku sakit ia merawatku, Ibuku cuek tapi dibalik itu semua ia sayang padaku. Ibuku, yang memberi beribu senyuman demi menutupi kesedihan.
Ibukku, yang pada saat aku memasuki SD ia rela menemaniku disekolah sampai aku pulang karena kali pertama aku masuk di SD itu ada seorang temanku yang membuatku menangis. Ibukku yang rela menunggu-ku sambil berjualan cemilan kecil-kecilan dan waktu itu ibukku juga pernah masuk kekelasku karena aku begitu takut dengan temanku yang teramat jahil itu dan guruku-pun mengizinkan ibuku untuk menemaniku dan duduk disebelah bangku ku. Hanya batas 1 minggu aku sekolah di SD itu dan akhirnya aku dipindahkan di SDI. Aku disana betah dan Ibukku –pun tidak perlu bersusah-payah lagi menunggukku. Dia-lah ibuku yang menjadi pahlawan bukan seperti super-man yang datang pada saat susah saja. Tapi ibukku seperti malaikat yang siap memperhatikanku dalam setiap langkahku.
Dan akhirnya aku beranjak remaja yang mulai berani berkata-kata “ah”, yang kerap sekali menggoreskan hati-nya yang tidak berdosa. Pada waktu itu aku sadar aku salah, tapi hal itu terus saja kulakukan. Bentakkan ketika permintaanku tidak terpenuhi terus saja kulontarkan, masa itu baru kusadari kini ketika aku ber-usia 17 tahun, betapa durhakanya aku. Aku sedih, aku khawtir ini akan jadi penghambat-ku untuk bisa sukses, dan kini kusadari kata-kata “MAAF” yang hanya dapat kulontarkan dari kalbuku yang paling dalam untuk Ibuku yang yang cintanya begitu dalam.
Ibukku, yang kini telah ber-umur tapi ia tetap cantik. Ibukku yang kini telah ber-umur tetapi jiwanya tetap jiwa pemuda yang kuat.
Dia Ibukku, yang kerap setiap pagi pergi kekebun untuk mengambil kopi demi mencukupi kehidupan keluarga kami sehari-hari. Dia Ibukku, yang rela mengelola lada yang jika sudah dibasuh baunya kemana-mana, dia Ibukku ketika panen buah coklat ia rela membasuh biji coklat yang sudah keluar dari mulut orang-orang, ia basuh berkali-kali lalu ia jemur jika sudah kering ia jual dan itu-pun untuk simpanan uang saku jika sudah tidak ada dan dia Ibukku yang saat ini dia-lah yang menjadi tongkat keluarga dirumahku ketika ayahku telah pergi menghadap ilahi 3 tahun yang silam.
Ibukku, ini-lah anakmu dahulu yang telah kau kandung dalam rahim-mu selama 9 bulan. Yang telah menyakitimu dahulu ketika aku kurang mengerti akan cinta tulus darimu, yang telah kau rawat hingga kini tanpa kenal lelah dan tanpa harap jasa.
Ibu, ini-lah anak bungsumu yang telah hadir dikehidupanmu yang kerap sekali menyakitimu dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang kedua kalinya.
Ibu, kini aku telah bergelut di dunia perkuliahan dan sampai saat ini-pun aku selalu merepotkanmu. Memang kini kau tidak lagi menyiapkan bekal untukku karena kini aku telah berada di berbeda kota denganmu tetapi aku merepotkanmu dalam hal perasaan. Aku tahu kau khawatir dengan keadaanku disini, tapi Bu aku disini juga sangat mengkhawtirkan keadaanmu. Tapi aku tahu bukan perasaan saja yang telah kau korbankan untukku, tetapi aku juga merepotkanmu dalam hal materi yaitu ketika kau harus mengirimkan ku beberapa jumlah uang untukku di tiap bulannya.
Ibukku yang kusayangi maafkan aku yang sampai saat ini belum bisa membahagiakanmu, mengembalikan beberapa jasamu. Aku yakin aku tidak akan bisa mengembalikan seluruh jasamu dan aku yakin kau tidak meminta kembali jasamu tapi satu harapanku yaitu bisa membahagiakanmu dengan hasil yang telah kuperoleh dengan sendirinya.
Ibuku, aku disini yang telah jauh dari pengawasanmu. Aku disini, yang telah menanamkan berjuta rindu di kalbu untukmu.
Ibuku, ternyata jika sakit tidak berada didekatmu itu sangat susah. Ketika aku sakit disini aku hanya bisa menelponmu dan saat itupun aku tidak sanggup lagi dan akhirnya air mataku-pun telah membasahi pipiku dan kau yang mendengar isak tangis ku lewat handphone-pun ikut menangis.
Ibuku, disini aku juga merindukanmu ketika kau bangunkan ku untuk subuh dan mandi dengan mengetuk pintu kamarku dan engkau ibu berbohong kalo sudah pukul 7 padahal itu masih pukul setengah 5 terrnyata itu hanya siasat-mu saja agar ku bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh. Ibu, aku juga merindukan masakkanmu yang tidak pernah kujumpai masakkan-mu itu disini.
Ibu, disini aku menyediakan sendiri sarapan bersama sahabatku. Bangun sendiri tanpa ketukkan pintu darimu, teringat sendiri kalo waktu sholat itu sudah tiba.
Ibu, didikkan mu itu sungguh luar biasa tiada yang biasa menandingimu. Caramu akan kuingat sampai kapanpun kecuali jika Allah berkehendak lain ingin mencabut ingatan dari memori ingatanku ini.
Ibu, disepertiga malam aku mendo’akanmu dalam setiap sujudku agar kau selalu berada dalam lindungan sang Pemilik Seluruh jagat raya ini. Kulukiskan wajahmu dalam do’a Robithoh-ku agar kau selalu berada dalam jalan yang penuh dengan kelurusan.
Ibu, jika terus aku ungkapkan seluruh isi hati ku untukmu tidak akan pernah ada habis-habisnya. Meskipun beribu kata yang telah kulontarkan untukmu dengan menggunakan tinta apapun itu tidak akan pernah bisa membalas jasa dan cinta yang kau berikan untukmu.
Ibukku, kucukupkan batas ini ungkapan cinta dariku untukmu. Sebenarnya masih banyak yang ingin kukatakan tapi mataku sudah lelah. Yakin-lah tidak hanya dengan tulisan saja aku mengungkapkan cinta dan terimakasih ini padamu. Masih banyak cara yang ingin ku lakukan untuk mewujudkan rasa terimakasihku padamu.
Ibu, jaga selalu kesehatanmu sehingga Allah meridhoi aku untuk membahagiakanmu dan membawamu ketempat yang sangat kau harapkan. Do’akan aku semoga aku bisa mewujudkkan impianmu dan semoga Allah meridhoi aku mewujudkan itu semua.
Ibu, ini anakmu yang sudah beranjak dewasa. Yang sangat mencintaimu karena Allah dan hanya karena Allah.
Untuk Ibukku, selamat hari Ibu. Tetap-lah jadi pahlawanku dan saudara-saudaraku, tetaplah jadi motivatorku dan tetaplah menjadi malaikatku yang selalu memperhatikanku.
Sekali lagi, terimakasih Ibukku

Created By

Yunita Ars


Angin malam

Angin malam yang berhembusan tiada henti pemberian dari ilahii.
Kutitipkan rindu dan cinta yang suci ini untuk malaikat dirumahku..

Yang kuat walau kadang ia rapuh
Yang sabar walau ia tersakiti..
Dia yang rela melangkahkan kaki setapak demi tapak untuk mencari rezeki..
Tanpa mengenal lelah di kemudian harii..
Dia yang rela mengorbankan hati dan nyawa..
Demi untuk buah hati yang di cintainya..
Angin malam yang berhembusan tiada henti pemberian dari Ilahii..
Kutitipkan rindu dan cinta yang suci ini untuk malaikat dirumahku..
Kepada dia yang tegar dalam pahitnya keadaan kehidupaan ini..
Kepada dia yang kini ku telah hadir di dunia ini..
Kepada dia yang setiap keluh kesah yang ada padanya tidak pernah ia ceritakan padaku, dan
Kepada dia yang selalu memberikan do’a untukku disetia do’anya padaMu..
Dia ibu,
Dia mempunyai batas sabar yang tidak bisa diukur..
Ibu Yang kubentak ketika aku ia tidak memenuhi kehendakku..
Ibu yang kecewa ketika aku tak memenuhi harapannya..
Disepertiga do’a malamku, kulukis wajah ibuku yang teduh dalam lentera kalbuku..
Nasihat yang kau berikan padaku kuingat dalam sujudku..
Aliran deras yang membasahi wajahuku akan penyesalan ku terhadap apa yang telah kulakukan itu padamu..
Dulu, aku yang telah melukiskan duka di hatimu yang pada saat itu kau lagi-lagi tersenyum teduh padaku..
Ibuku, kutitipkan rindu dan cinta pada angin malam ini..
Rindu yang selalu tersirat di kalbu,
Ibu, aku disini merindukanmu dalam setiap asa ingin ku berikan yang terbaik untukmu..
Ibukku, semoga Allah menjagamu di teriknya matahari.
Semoga Allah menjagamu ditengah hujan badai.
Semoga Allah menjagamu disetiap langkah kakimu. Dan,
Semoga Allah menjagamu dalam setiap ujian yang Dia berikan padamu.
Untuk ibukku, terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang engkau berikan pada-ku hingga detik ini..
Yang jika ku hitung dengan kalkulator-pun, digitnya tidak mencukupi. Dan jika aku uji-pun tidak akan ku menemukan titik dan batasan kasih sayangmu itu.
Untuk Ibukku, kelak suatu saat..
Harapku Ingin ku terlelap dikakimu, dan memeluk erat taman-taman syurga di tempat yang telah Dia sediakan untuk kita berdua..
Ibukku, aku mencintaimu karena Allah dan hanya karena Allah.
Rabbi, izinkan aku menopang kelalahnya nanti.. aamiin ^^



Rabu, 19 Desember 2012

-Surat Cinta Untuk Ibu-


Semurni Cinta Ibu
Ibu, ini anak perempuanmu yang sudah besar namun belum bisa memberikan apa-apa untukmu…
Maafkan aku karena diusiaku sekarang aku belum bisa membahagiakanmu. Terkadang aku merasa iri pada masa kecilku karena lebih membuatmu bahagia dengan nilai belajarku yang meningkat. Tapi sekarang, semuanya berputar terbalik. Aku selalu menyusahkanmu, berkata -ah- atas apa yang kau perintahkan, membantah, mengeluh masih banyak lagi hal-hal dewasa yang sengat bodoh untuk ku lakukan.
Ibu, hangat pelukan darimu dari kecil hingga sekarang dapat kurasakan sampai saat ini. Keringatmu kau jadikan semangat untukku, lelahmu kau jadikan senyum untukku..
Betapa naif diri ini ibu, sampai saat ini mungkin ada kata-kata dariku yang membuatmu menangis tanpa ku ketahui. aku tak pernah tahu apa yang ada dibenakmu saat ini hanya satu yang aku tahu Engaku hanya ingin melihatku lebih baik darimu. Aku merasa tak pernah ada yang lebih baik di dunia ini sepertimu ibu, tapi kau malah mengharapkan agar aku lebih baik darimu.
Ibu, maafkan aku jika aku pernah membuat tetesan air mata yang tak seharunya kau teteskan dari kelakuan burukku. Maafkan aku jika membuat hatimu terluka karena sikapku.
Ibu, jika aku tak sependapat denganmu bukan berarti aku tak sayang dan cinta kepadamu, Aku hanya ingin engkau memahami apa yang ada dipikiranku. jika aku diam, bukan berarti aku bermaksud menyembunyikan sesuatu darimu, tapi aku hanya takut kau khawatir. jika aku membantah bukan berati aku tak menurutimu namun aku belum siap dengan apa yang kau mau.
Ibu, dikala aku sakit aku merasa kasih sayang yang teramat dalam kau berikan untukku. Terkadang aku juga iri pada masa aku sakit karena disaat itu lah engkau memberikan kasih sayang yang sangat lebih untukku. hal itu kurasakan 2 bulan yang lalu. Dimana aku hanya terbaring lemas dan tidak bisa apa-apa, kau menjagaku diruangan yang bagus namun sangat sepi, kau menuruti apa kehendakku sampai-sampai kau lupa untuk istirahat, aku tahu Kau sangat lelah namun Kau selalu menutupinya dengan senyum semangat yang Kau berikan, Kau yang rela tidak tidur hanya untuk merawat ku dikala itu, dengan sabarnya dan ikhlasnya kau membersihkan luka ditanganku ketika aku terjatuh. Tapi kenapa aku masih membantah jika disuruh? Ya Allah sungguh sangat berdosa diriku ini.
Ibu, terimakasih Kau telah mengandung dan memberi ASI eklusif untukku tanpa Kau minta biaya sepeserpun dariku. Terima kasih Kau selalu membangunkanku disetiap pagi untuk subuh dan mandi untuk berangkat sekolah. Terimakasih atas makan siang dan malam yang Kau berikan hingga kini untukku. Terimakasih untuk cahaya yang selalu menyinari hari-hariku, terimakasih Kau telah berjuang merawatku hingga saat ini aku masih dapat merasakan hangatnya cinta yang Kau berikan dan terimakash atas warna-warni kehidupan yang kau berikan untukku. Tanpamu aku tak akan pernah ada didunia ini.
Ibu, engkaulah makhluk paling tegar, jiwanya paling berharga, perasaannya paling halus, kakinya paling tangguh, pribadinya paling mandiri, tekadnya paling teguh, tangannya paling pemurah, dan dadanya paling lapang.
 Ibu, walaupun aku menulis beribu halaman yang ku buat untuk mengungkapkan pujian serta sanjungan  bahkan menggunakan tinta darah sekalipun, sungguh semua itu tidak akan pernah cukup dan tidak akan bisa membalas jasa-jasa mu Ibu. Karena jasa mu tidak seperti matematika yang dapat dihitung, tidak seperti fisika yang dapat diukur dan tidak seperti biologi dan kimia yang dapat diamati cukup kitabullah yang mencatat semua jasamu ibu.
Harapanku, agar bisa terlelap ditelapak kakimu kelak, ingin kucium kakimu, memeluk erat taman-taman syurga supaya bisa bersanding dan tidur dipangkuanmu dengan pengawal yang mengipasiku.
Kau harus tahu ibu,  bahwa Dunia harus tahu aku sangat mencintaimu lebih dari apapun.
Ya Allah izinkan aku melukis bahagia pada jiwanya dan menopang segala kepayahannya.
Ibu murninya cintamu tidak akan pernah ternodai dengan setetes tinta hitam.
Aamiin J         


Created by
Yunita_ARS