Selasa, 17 Desember 2013

Ibukku Pahlawanku

Ibuku Pahlawanku
Jika bahas tentang ibu sosok pahlawan tanpa tanda jasa jujur banyak sekali yang ingin kukatakan tapi aku sulit untuk memulainya, dan akhirnya ku awali dengan kisah yang tidak pernah terlupakan oleh-ku.. eng ing eng, mari terus dibaca J
Dahulu ketika aku sakit, aku terbaring lemah. Aku menyadari bahwa aku tidak bisa apa-apa dibalik keadaan ku itu. Ketika itu, malaikat rumahku menjagaku dan merawatku. Ia khawatir, aku sangat tahu kalau ia khawatir dan pada saat itu juga dia-lah yang telah menyisirkan rambutku yang pada saat itu-pun aku tidak bisa menyisir rambutku dengan sendirinya, baru kusadari bahwa sehat itu sangat mahal. Dan tahukah malaikat rumahku itu siapa, yaa benar dia adalah Ibuku. Yang setiap ku sakit ia merawatku, Ibuku cuek tapi dibalik itu semua ia sayang padaku. Ibuku, yang memberi beribu senyuman demi menutupi kesedihan.
Ibukku, yang pada saat aku memasuki SD ia rela menemaniku disekolah sampai aku pulang karena kali pertama aku masuk di SD itu ada seorang temanku yang membuatku menangis. Ibukku yang rela menunggu-ku sambil berjualan cemilan kecil-kecilan dan waktu itu ibukku juga pernah masuk kekelasku karena aku begitu takut dengan temanku yang teramat jahil itu dan guruku-pun mengizinkan ibuku untuk menemaniku dan duduk disebelah bangku ku. Hanya batas 1 minggu aku sekolah di SD itu dan akhirnya aku dipindahkan di SDI. Aku disana betah dan Ibukku –pun tidak perlu bersusah-payah lagi menunggukku. Dia-lah ibuku yang menjadi pahlawan bukan seperti super-man yang datang pada saat susah saja. Tapi ibukku seperti malaikat yang siap memperhatikanku dalam setiap langkahku.
Dan akhirnya aku beranjak remaja yang mulai berani berkata-kata “ah”, yang kerap sekali menggoreskan hati-nya yang tidak berdosa. Pada waktu itu aku sadar aku salah, tapi hal itu terus saja kulakukan. Bentakkan ketika permintaanku tidak terpenuhi terus saja kulontarkan, masa itu baru kusadari kini ketika aku ber-usia 17 tahun, betapa durhakanya aku. Aku sedih, aku khawtir ini akan jadi penghambat-ku untuk bisa sukses, dan kini kusadari kata-kata “MAAF” yang hanya dapat kulontarkan dari kalbuku yang paling dalam untuk Ibuku yang yang cintanya begitu dalam.
Ibukku, yang kini telah ber-umur tapi ia tetap cantik. Ibukku yang kini telah ber-umur tetapi jiwanya tetap jiwa pemuda yang kuat.
Dia Ibukku, yang kerap setiap pagi pergi kekebun untuk mengambil kopi demi mencukupi kehidupan keluarga kami sehari-hari. Dia Ibukku, yang rela mengelola lada yang jika sudah dibasuh baunya kemana-mana, dia Ibukku ketika panen buah coklat ia rela membasuh biji coklat yang sudah keluar dari mulut orang-orang, ia basuh berkali-kali lalu ia jemur jika sudah kering ia jual dan itu-pun untuk simpanan uang saku jika sudah tidak ada dan dia Ibukku yang saat ini dia-lah yang menjadi tongkat keluarga dirumahku ketika ayahku telah pergi menghadap ilahi 3 tahun yang silam.
Ibukku, ini-lah anakmu dahulu yang telah kau kandung dalam rahim-mu selama 9 bulan. Yang telah menyakitimu dahulu ketika aku kurang mengerti akan cinta tulus darimu, yang telah kau rawat hingga kini tanpa kenal lelah dan tanpa harap jasa.
Ibu, ini-lah anak bungsumu yang telah hadir dikehidupanmu yang kerap sekali menyakitimu dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang kedua kalinya.
Ibu, kini aku telah bergelut di dunia perkuliahan dan sampai saat ini-pun aku selalu merepotkanmu. Memang kini kau tidak lagi menyiapkan bekal untukku karena kini aku telah berada di berbeda kota denganmu tetapi aku merepotkanmu dalam hal perasaan. Aku tahu kau khawatir dengan keadaanku disini, tapi Bu aku disini juga sangat mengkhawtirkan keadaanmu. Tapi aku tahu bukan perasaan saja yang telah kau korbankan untukku, tetapi aku juga merepotkanmu dalam hal materi yaitu ketika kau harus mengirimkan ku beberapa jumlah uang untukku di tiap bulannya.
Ibukku yang kusayangi maafkan aku yang sampai saat ini belum bisa membahagiakanmu, mengembalikan beberapa jasamu. Aku yakin aku tidak akan bisa mengembalikan seluruh jasamu dan aku yakin kau tidak meminta kembali jasamu tapi satu harapanku yaitu bisa membahagiakanmu dengan hasil yang telah kuperoleh dengan sendirinya.
Ibuku, aku disini yang telah jauh dari pengawasanmu. Aku disini, yang telah menanamkan berjuta rindu di kalbu untukmu.
Ibuku, ternyata jika sakit tidak berada didekatmu itu sangat susah. Ketika aku sakit disini aku hanya bisa menelponmu dan saat itupun aku tidak sanggup lagi dan akhirnya air mataku-pun telah membasahi pipiku dan kau yang mendengar isak tangis ku lewat handphone-pun ikut menangis.
Ibuku, disini aku juga merindukanmu ketika kau bangunkan ku untuk subuh dan mandi dengan mengetuk pintu kamarku dan engkau ibu berbohong kalo sudah pukul 7 padahal itu masih pukul setengah 5 terrnyata itu hanya siasat-mu saja agar ku bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh. Ibu, aku juga merindukan masakkanmu yang tidak pernah kujumpai masakkan-mu itu disini.
Ibu, disini aku menyediakan sendiri sarapan bersama sahabatku. Bangun sendiri tanpa ketukkan pintu darimu, teringat sendiri kalo waktu sholat itu sudah tiba.
Ibu, didikkan mu itu sungguh luar biasa tiada yang biasa menandingimu. Caramu akan kuingat sampai kapanpun kecuali jika Allah berkehendak lain ingin mencabut ingatan dari memori ingatanku ini.
Ibu, disepertiga malam aku mendo’akanmu dalam setiap sujudku agar kau selalu berada dalam lindungan sang Pemilik Seluruh jagat raya ini. Kulukiskan wajahmu dalam do’a Robithoh-ku agar kau selalu berada dalam jalan yang penuh dengan kelurusan.
Ibu, jika terus aku ungkapkan seluruh isi hati ku untukmu tidak akan pernah ada habis-habisnya. Meskipun beribu kata yang telah kulontarkan untukmu dengan menggunakan tinta apapun itu tidak akan pernah bisa membalas jasa dan cinta yang kau berikan untukmu.
Ibukku, kucukupkan batas ini ungkapan cinta dariku untukmu. Sebenarnya masih banyak yang ingin kukatakan tapi mataku sudah lelah. Yakin-lah tidak hanya dengan tulisan saja aku mengungkapkan cinta dan terimakasih ini padamu. Masih banyak cara yang ingin ku lakukan untuk mewujudkan rasa terimakasihku padamu.
Ibu, jaga selalu kesehatanmu sehingga Allah meridhoi aku untuk membahagiakanmu dan membawamu ketempat yang sangat kau harapkan. Do’akan aku semoga aku bisa mewujudkkan impianmu dan semoga Allah meridhoi aku mewujudkan itu semua.
Ibu, ini anakmu yang sudah beranjak dewasa. Yang sangat mencintaimu karena Allah dan hanya karena Allah.
Untuk Ibukku, selamat hari Ibu. Tetap-lah jadi pahlawanku dan saudara-saudaraku, tetaplah jadi motivatorku dan tetaplah menjadi malaikatku yang selalu memperhatikanku.
Sekali lagi, terimakasih Ibukku

Created By

Yunita Ars


Angin malam

Angin malam yang berhembusan tiada henti pemberian dari ilahii.
Kutitipkan rindu dan cinta yang suci ini untuk malaikat dirumahku..

Yang kuat walau kadang ia rapuh
Yang sabar walau ia tersakiti..
Dia yang rela melangkahkan kaki setapak demi tapak untuk mencari rezeki..
Tanpa mengenal lelah di kemudian harii..
Dia yang rela mengorbankan hati dan nyawa..
Demi untuk buah hati yang di cintainya..
Angin malam yang berhembusan tiada henti pemberian dari Ilahii..
Kutitipkan rindu dan cinta yang suci ini untuk malaikat dirumahku..
Kepada dia yang tegar dalam pahitnya keadaan kehidupaan ini..
Kepada dia yang kini ku telah hadir di dunia ini..
Kepada dia yang setiap keluh kesah yang ada padanya tidak pernah ia ceritakan padaku, dan
Kepada dia yang selalu memberikan do’a untukku disetia do’anya padaMu..
Dia ibu,
Dia mempunyai batas sabar yang tidak bisa diukur..
Ibu Yang kubentak ketika aku ia tidak memenuhi kehendakku..
Ibu yang kecewa ketika aku tak memenuhi harapannya..
Disepertiga do’a malamku, kulukis wajah ibuku yang teduh dalam lentera kalbuku..
Nasihat yang kau berikan padaku kuingat dalam sujudku..
Aliran deras yang membasahi wajahuku akan penyesalan ku terhadap apa yang telah kulakukan itu padamu..
Dulu, aku yang telah melukiskan duka di hatimu yang pada saat itu kau lagi-lagi tersenyum teduh padaku..
Ibuku, kutitipkan rindu dan cinta pada angin malam ini..
Rindu yang selalu tersirat di kalbu,
Ibu, aku disini merindukanmu dalam setiap asa ingin ku berikan yang terbaik untukmu..
Ibukku, semoga Allah menjagamu di teriknya matahari.
Semoga Allah menjagamu ditengah hujan badai.
Semoga Allah menjagamu disetiap langkah kakimu. Dan,
Semoga Allah menjagamu dalam setiap ujian yang Dia berikan padamu.
Untuk ibukku, terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang engkau berikan pada-ku hingga detik ini..
Yang jika ku hitung dengan kalkulator-pun, digitnya tidak mencukupi. Dan jika aku uji-pun tidak akan ku menemukan titik dan batasan kasih sayangmu itu.
Untuk Ibukku, kelak suatu saat..
Harapku Ingin ku terlelap dikakimu, dan memeluk erat taman-taman syurga di tempat yang telah Dia sediakan untuk kita berdua..
Ibukku, aku mencintaimu karena Allah dan hanya karena Allah.
Rabbi, izinkan aku menopang kelalahnya nanti.. aamiin ^^